Saturday, May 9, 2015

Mengunjungi Pasar Maybach Ufer di Kreuzberg


Kawasan Kreuzberg ini dikenal dengan kampungnya para imigran terutama yang berasal dari Turki. Setelah perang dunia ke-2, Jerman membutuhkan banyak tenaga untuk memulihkan kondisi negaranya pasca pengeboman. Maka munculah perjanjian kerjasama antara Turki dan Jerman yang mengakibatkan berbondong-bondong warga Turki datang dan bekerja sebagai tukang bangunan. Kalau kalian berkunjung ke sini, kalian akan merasakan suasana Turki seperti di negara asalnya. Makanya tidak heran , kawasan ini dikenal juga sebagai miniatur Istanbul.

Yang menarik di kawasan Kreuzberg ini selain adanya toko kebab yang laris, ada juga sejenis pasar dadakan (disebut juga Bazaare) yang hanya ada setiap hari Selasa dan Jumat. Lokasi pasar ini di Maybach Ufer strasse. Keluar dari U-Bahn Shöleinstrasse, hampir seluruh jalan Kottbusser Damm ini kalian akan melihat banyaknya wajah-wajah khas timur asia. Suasana pasar ini hampir sama dengan pasar tradisional di tanah air, bedanya kita tidak akan melihat tanah becek dan yang paling khas dari pasar ini adalah teriakan dari para penjual Turki (apalagi kalau menjelang sore) "funf stuck zwei euro...funf stuck zwei euro", dll. Konon kebiasaan para penjual Turki ini ditiru oleh para penjual bunga dan ikan dari Belanda di Fischmarkt, Hamburg (Kalau kalian pernah berkunjung ke Fischmarkt di Hamburg dan pernah menyaksikan penjual bunga yang berteriak seperti orang marah-marah, itu karena mereka meniru para penjual Turki ini) 

Di sini kalian akan menemukan segala macam sayuran , buah-buahan yang lebih murah daripada supermarkt biasanya. Selain itu ada juga penjual keju-kejuan, dairy product, bunga, bumbu (gewürze), kain, daging, ikan, dll. Namun, saat ini tampaknya penjual tidak hanya yang memiliki keturunan Turki, tapi juga dari Jerman ataupun dari negara lain, tapi biasanya harganya lebih mahal daripada di Supermarkt.

Sebagai tempat wisata
Ternyata tempat ini menjadi daya tarik wisawatan untuk berkunjung, terlihat dari beberapa pengunjung yang membawa kamera dan tidak berbahasa Jerman. Saya pernah menemukan buku panduan wisata Jerman dan di buku itu tertera tentang pasar ini. Berada di pinggir sungai Landwahrkanal menambah satu poin plus bagi pasar ini. Para wisatawan tidak hanya sekedar berbelanja, namun juga bisa berwisata dengan kapal ferry berkeliling Berlin. 

Entah diskriminasi atau bukan
Meskipun pasar ini menarik banyak wisatawan yang berkunjung dan menjadi objek wisatanya Jerman, entah kenapa pemerintah Jerman tidak menyediakan tempat tertutup bagi para pedagang ini layaknya para pedagang Jerman yang umumnya berada di dalam Halle yang besar karena cuaca Jerman yang tidak bisa kita duga. Pernah di suatu saat yang cerah, tiba-tiba hujan mengguyur yang mengakibatkan kami harus segera berteduh dan tidak bisa lama-lama berkeliling. 







Saya tidak tahu fungsi kain yang di jual ini. Kenapa tidak langsung jadi saja mis. sebagai sarung bantal


Pernak-pernik baju pun ada


Untuk telur saya kategorikan mahal tapi ukurannya memang lebih besar dari Supermarkt

Penjual sayur dan buah-buahan yang banyak di serbu


Kapal ferry yang membawa wisatawan berkeliling


Manisan

Bumbu dapur

Penjual sepatu
 


 
Penjual pakaian, sprei dan kain






Penjual kerajinan tangan (perhiasan)
Aneka keju
 


Ada yang bisa beritahu saya kerajinan seperti ini asalnya dari mana? (sepertinya dari South Asia)
Feeling saya penjual permen ini halal
Segala macam olahan dari zaitun
Bahkan peralatan rumah tangga pun ada



Ini yang menarik, makanan tersaji secara hangat karena berada di atas kompor
Harga barang dari kulit asli ini dipatok 100 euro ke atas
  
Para pengunjung menyanyi bersama pengamen







Cara penataan seperti ini umumnya penjualnya bukan Turki dan biasanya harganya mahal. Mungkin karena alasan "Bio"
 
Lahmachun dan pizza Turki

No comments:

Post a Comment