Sunday, August 2, 2015

Sistem Pendidikan di Jerman

Tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanyalah anak dengan kemampuan yang berbeda dan tugas orang tua adalah memfasilitasi segala sesuatu sesuai kemampuan si anak, termasuk saat memilihkan sekolah.

Masih ingat sistem kelas unggulan waktu usia wajib belajar 9 tahun dulu? Dimana anak-anak yang nilainya memenuhi syarat menengah ke atas dijadikan kelas tersendiri yang mengakibatkan persaingan agak ketat di kelas ini. Saat SMP saya pernah merasakan sistem pendidikan yang tidak dikotomi alias tidak ada namanya kelas unggulan alasannya biar anak tidak minder, jadi tiap kelas memiliki rata-rata nilai yang hampir sama.

Lain di Indonesia lain pula di Jerman
Materi mengenal sistem pendidikan  di Jerman ini dimasukkan sedikit-sedikit dalam buku diktat kursus bahasa Jerman. Meski saya tidak diwajibkan kursus integrasi (integration kurs) saya jadi tertarik mempelajari lebih lanjut sistem pendidikan di Jerman. Tertarik juga g? Siapa tahu anak-anak kita nanti bisa mendapat kesempatan mengenyam pendidikan di negara maju satu ini.


Mengutip di Wikipedia dan penjelasan dari guru saya, secara garis besar pendidikan di Jerman ada 5 tingkatan: 
Gambar klik di sini
http://www.bachelorundmaster.de/fileadmin/user_upload/images/neueZahlenbilder/neue_Oktober/bildungssystem.png
http://www.bachelorundmaster.de/fileadmin/user_upload/images/neueZahlenbilder/neue_Oktober/bildungssystem.png

Primerstufe/ primarbereich (tingkat dasar)
Primerstufe di sini yang dimaksud adalah Grundschule alias setara Sekolah Dasar. Lamanya 4 tahun, khusus di Berlin dan Bradenburg bisa sampaikan 6 tahun. Mata pelajarannya matematika, bahasa jerman, pelajaran agama, dan ilmu pengetahuan umum. Tergantung pada nilai dan kemampuan maka setelah Grundschule ini, anak-anak akan melanjutkan ke Sekundarstufe yang berbeda.

Sekundarstufe/ sekundarbereich I dan Sekundarstufe/ sekundarbereich II
Di tingkat ini dibedakan Gymnasium, Gesamtschule, Realschule, dan Hauptschule. Keempatnya ini setara dengan Sekolah Menengah (SMP dan SMA bersamaan). Gymnasium ini sekolah untuk anak-anak dengan nilai sekolah yang bagus atau sekolah UNGGULAN. 

Sedangkan di Berlin, cuma di bagi Gymnasium dan Sekundarschule (gabungan Gesamtschule, Realschule, dan Hauptschule).  Kata guru les saya yang killer itu (sambil bercanda), cukup 1 sekolah saja untuk anak-anak bodoh. 

Terus, bisa tidak si murid pindah sekolah ke yang lebih tinggi?
Sama seperti di Indonesia, jawabannya bisa. Anak-anak yang dulunya masuk Hauptschule bisa pindah ke Gymnasium setelah melalui ujian. Btw guru bahasa Jerman saya yg killer itu dulunya juga masuk Hauptschule lho. Bukan karena dia tidak bisa mengikuti pelajaran tetapi orangtuanya tidak mau repot sehingga dia dan saudaranya masuk jenis sekolah yang sama. Alhasil, setelah melihat kemampuannya, guru di Hauptschule menyarankan dia pindah ke Gymnasium. Guru saya ini cerita, saat ujian untuk persamaan mendapat kesulitan karena saat di Hauptschule sebagian besar pelajarannya bukan menitikberatkan pada materi tapi lebih pada ketrampilan tangan.

Gymnasium dan Gesamtschule ini lamanya 6 tahun (berakhir di tahun ke-12) dan berakhir di ujian khusus yang istilahnya Abitur. Lulus abitur ini si murid bisa melanjutkan ke universitas atau Fachhochschule

Realschule berakhir di Realschulabschluss atau Mittlere Reife (tahun ke-10). Dari sini si murid melanjutkan pendidikan selanjutnya ke Fachgymnasium, Fachoberschule, Lehre & Berufschule ataupun mengambil Abitur dengan kualifikasi

Hauptschule berakhir di Hauptschulabschluss (di tahun ke 10) dan si murid bisa melanjutkan ke Lehre & Berufschule ataupun bisa mengakhiri sebagai Mittlere Reife dengan kualifikasi.

Tertiärbereich
di Universitas, Hochschule (sekolah tinggi), Fachschule/Berufsakademie (sekolah tinggi yang lebih khusus berorientasi pada pekerjaan). Kalau ingin tahu apa bedanya klik di sini

Untuk masuk Universitas harus melewati Abitur. Apa itu? Kalau di Indonesia kita punya sistem ujian nasional selama 3 hari, sedangkan di Jerman, Abitur inilah sistem ujiannya. Selama 2 tahun ini dilakukan penilaian.

Quartärbereich 
Ini tingkatan terakhir dalam proses belajar, yaitu weiterbildung mungkin gampangnya di bilang seperti magang dan untuk jurusan yang dibilang "profesi" bisa dibilang adalah masa praktek, contohnya untuk bidang kesehatan seperti dokter adalah masa-masa "spesialisasi" dan untuk jurusan hukum adalah seperti mengambil kenotariatan ataupun manajemen hukum bisnis, dll


    Sebagian besar hampir sama sistemnya dengan di Indonesia tapi waktunya lebih lama karena ada masa transisi antara SMA dan universitas. Mungkin itu sebabnya ya anak-anak Indonesia yang ingin melanjutkan kuliah di Jerman diharuskan melalui masa yang disebut Studientkolleg (masa persiapan perguruan tinggi/masa persamaan) yang lamanya 1 tahun (batasan maksimal 2 tahun).

Namun, saya merasakan adanya kesempatan yang sama bagi si murid untuk mendapatkan pekerjaan. Bagi murid yang tidak terlalu pintar dalam hal pengetahuan umum tetapi ahli dalam menggunakan ketrampilan tangannya diberikan "jalan" untuk lebih meningkatkan ketrampilannya tersebut melalui sekolah dan akademi yang bisa menaungi. 

Bagusnya juga, dia tidak perlu mempelajari banyak hal yang tidak dibutuhkan atau tidak menunjang karirnya sebagaimana sistem pendidikan di Indonesia. Dulu saat di SMA saya harus mempelajari hal-hal berbau IPS yang notabene banyak hapalan (sedangkan saya tidak begitu suka menghapal), sementara akhirnya saya lebih memilih ambil jurusan IPA (tidak terlalu banyak digunakan akhirnya si ilmu IPS ini), begitu juga sebaliknya.

Nah kalau lama begitu, apa menariknya sekolah di Jerman?
Selain karena kualitas, bisa merasakan hidup di negeri orang dan mengenal budaya Eropa. Sekolah di Jerman ini bisa di bilang murah lho. Apalagi kalau ingin melanjutkan pendidikan master dan doktoral. Selain ada beasiswa dan rata-rata uang per semester cuma 200 euro (untuk pendidikan setelah tingkat master). Pemerintah Jerman ini memang peduli dengan pendidikan. Bisa dibilang sekolah di sini gratis. Jadi kalau untuk biaya pendidikan sebenarnya tidak terlalu pusing seandainya nanti si kecil sekolah di sini.

Tertarik melanjutkan sekolah di Jerman? :)


Istilah:
Lehre : pelatihan
Beruf : pekerjaan
Schule: sekolah
Fach : mata pelajaran
Abschluss: Kelulusan

Sumber:
https://de.wikipedia.org/wiki/Bildungssystem_in_Deutschland

9 comments:

  1. Wah aku baru dengar kalau ada yang loncat Hauptschule ke Gymnasium. Kasus kecil banget itu ya, pernah dengar cuma teman suami dari Realschule ke Gymnasium. Soalnya dia dari Ukraina, jadi bahasa masih sulit. Sekolah di Indonesia pusing, suami aja nggak pede habis dapat abitur buat kuliah ke Indonesia. Katanya dia bakalan stress berat karena yang dipelajari harus banyak banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berat pastinya mbak, mungkin bs dibayangkan spt anak yg saat SMA ambil IPS terus pas kuliah ambil yg IPA,banyak lg yg hatus dipelajari. Tp itu yg dialami guru VHS sy itu, berat katanya memang mengejar ketertinggalan shg bs ke Gymnasium.
      Ada sih fotokopi skema dr guru yg menggambarkan kemungkinan u ambil jalur tp blm sy scan :D

      Delete
  2. Dear Annefryza..

    Saya Saenab, ingin tanya..
    untuk Saat ini Anak saya (Perempuan)
    Duduk di kelas 1 SMA (IPS) usia 16thn, Apakah bisa
    Pindah sekolah setara di Jerman?
    Alasan Anak saya Pindah sekolah krn harus ikut
    Saya (Ibunya) krn saya Menikah dengan Pria Warga Negara Jerman. Terima Kasih dan Mohon
    Pencerahannya..

    ReplyDelete
  3. Salam kenal,

    Saya tidak bisa memastikan setara atau tidak. Banyak kemungkinan; Tergantung negara bagian, nilai dari sekolah sebelumnya, kemampuan bahasa Jermannya,dll. Sebab ada pengalaman yg anaknya ngulang 1 th dg alasan kualitasnya tdk sama dan kendala bahasa. Pengalaman yg aman adalah memasukkan ke sekolah internasional kl langsung mau setara (dg bhs pengantar Inggris).
    Jadi saran saya,langsung survei dan tanya-tanya ke sekolahnya.
    Mudah2an membantu.

    ReplyDelete
  4. Salam kenal,

    Saya tidak bisa memastikan setara atau tidak. Banyak kemungkinan; Tergantung negara bagian, nilai dari sekolah sebelumnya, kemampuan bahasa Jermannya,dll. Sebab ada pengalaman yg anaknya ngulang 1 th dg alasan kualitasnya tdk sama dan kendala bahasa. Pengalaman yg aman adalah memasukkan ke sekolah internasional kl langsung mau setara (dg bhs pengantar Inggris).
    Jadi saran saya,langsung survei dan tanya-tanya ke sekolahnya.
    Mudah2an membantu.

    ReplyDelete
  5. ass. bolehkah bertanya,,untuk sekolah apakah bayar atau gratis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setahu sy gratis. Cuma bayar u tiket perjalannya. Tp kl u org diluar Jerman,pastinya keluar uang u hal d luar sekolah spt rumah dan makan. Kecuali ada saudara yg bs u menumpang

      Delete
    2. Setahu sy gratis. Cuma bayar u tiket perjalannya. Tp kl u org diluar Jerman,pastinya keluar uang u hal d luar sekolah spt rumah dan makan. Kecuali ada saudara yg bs u menumpang

      Delete