Saturday, July 25, 2015

Liburan... edisi Pisa


Piazza del Duamo dari atas
Pisa, 3 Juni 2015

Ini kota terakhir yang kami kunjungi sebelum memasuki Jerman. Perjalanan dari Fez ke Pisa, alhamdulillah tidak ada halangan. Pesawat berangkat dan tiba tepat waktu di Bandara Galileo Galilei (hmm, apa Galileo Galilei orang Italia ya). Sampai di tempat, langsung diarahkan menuju pemeriksaan paspor yang terbagi 2, antara warga EU (Europe Union) dan non-EU, dilanjutkan pemeriksaan x-ray barang-barang. Keuntungan bawa anak kecil; si petugas memotong jalan buat kami (juga untuk orangtua yang berkursi roda).  Selesai...huff tidak ternyata di pintu keluar masih ada petugas membawa anjing, mungkin untuk kasus obat-obatan kali yaa (sotoy deh). Sayang kami bukan penyelundup obat-obatan, jadi lancar saja melewati si anjing. hehe.

Keluar bandara saya mencium bau harum semerbak dari suatu bunga yang ternyata berasal dari bunga putih yang menutupi hampir seluruh atap bandara. Tampak bagus dan cantik jadinya penampakan si bandara. Karena memasuki musim semi dan matahari tenggelam jam 21.00, jadi saya masih bisa penampakan kota Pisa saat terang meskipun saat itu jam sudah menunjukkan jam setengah 09 malam. Senangnya...Dari bandara ke penginapan sebenarnya tidak terlalu jauh, tapi kami harus segera check in ke hostel paling lambat jam 22.00, kalau tidak kami bisa tidur di jalan, makanya suami memutuskan untuk naik bus.
Bunga ini lho yang membuat bandara berbau harum dan bandingkan foto yang diambil jam 20.30 dan 12.00

Busnya keren tapi dalamnya sempit dan masil pake manual untuk uang kembalian :D


Pucuk di cinta , ulam pun tiba, bus menuju stasiun datang, langsung saja kami naik dengan ongkos @2 euro. Yang agak kaget, ketika membayar si sopir bus mengeluarkan dompet uang dan tiket busnya model sobekan manual (tidak seperti di Berlin, dimana petugas langsung memasukkan uang ke mesin, tiket keluar sesuai yang dipilih dan uang kembalian langsung otomatis keluar). Sekali lagi, akhirnya saya bisa melihat penampakan langsung rumah-rumah orang Italia yang mirip di film-film. Gimana ya, sama seperti wohnung tapi rata-rata cuma 3 tingkat dengan halaman kecil-kecil dan jemuran baju yang bisa dilihat. Cat rumah pun lebih berwarna-warni.

Jalan dari stasiun ini tidak terlalu luas dan berbelok-belok karena melewati perumahan. Kami harus pegang kuat-kuat kalau dapat jatah berdiri sebab si supir ini "agak", mungkin karena hasrat pembalapnya g kesampaian dan kebetulan jalanan sempit dan menantang. lol. Dan ciiiit...sampailah kami di stasiun. Hohoho, dekat sebenarnya (untuk ukuran kami yang sering berjalan kaki). Untuk melanjutkan perjalanan ke hotel, kami harus turun dan melewati bawah stasiun untuk menyeberang dilanjutkan jalan kaki menuju hostel.

You and Me Bed and Breakfast, Hostel dengan Sentuhan Hotel.
Pokoknya semua perjalanan sudah diatur pak suami termasuk penginapan di Pisa melalui booking.com. Menurut situs ini, review terhadap You and met ini memuaskan. Suami memesan kamar di You and Me dengan tarif 118 euro untuk sebuah kamar dengan Bed King Size selama 2 malam (agak sedikit lebih mahal dibanding di Madrid tapi memang fasilitasnya bagus sih). Hostel ini terletak di pinggir sungai Arno sehingga sungguh romantis kalau beruntung mendapat kamar yang memiliki balkon menghadap ke arah sungai. Apalagi saat itu sedang pertengahan bulan dimana ada pemandangan bulan purnama di atas sungai. Bagus banget...Sayangnya kami tidak kebagian kamar ini.
Kamar bak hotel

Ruang makan

Hostel You and Me terletak di pinggir sungai. Pemandangannya bagus

Fasilitas hampir sama dengan di Madrid. Bedanya, kita tidak bisa masak sendiri, peralatan makan tinggal taruh, serta penataan ruang makan, 2 kamar mandi, 1 toilet, dan kamarnya ditata ala hotel, bersih dan rapi. Yang jadi pikiran adalah, apakah hostel ini dapat sponsor dari IKEA ya, habisnya semua furniture dan selimutnya dari IKEA.hoho. Menurut review lagi, sarapan pagi di hostel ini enak dan terbukti benar. Ada kue, roti, cereal, buah, susu, teh dan kopi. Tapi tetap tidak ada nasi lho ya.

Kekurangan hostel ini adalah liftnya, mungkin karena ada di bangunan tua, jadi liftnya sempit untuk kami yang membawa kinderwagen dan penggunaanya masih manual. Kami harus menutup pintu luar dulu, terus pintu liftnya baru si lift bisa bekerja. Alamak...Saat keluar pun jangan lupa menutup pintunya, kalau tidak si lift ntar tidak turun-turun kalau ada yang memerlukannya. Susahnya...
Oiya, di hostel ini juga menerima jasa penitipan bagasi kalau kita sudah checkout tapi masih ada kesempatan jalan-jalan sebelum pesawat terbang (kalau mau check out max jam 11.00, lebih dari itu kena hitungan hari berikutnya). Tarifnya min. 5 euro.
Awalnya bulan itu terletak pas di tengah jembatan dan ukuran lebih besar

Jalan-jalan di Pisa
Secara keseluruhan informasi tentang Pisa klik di sini dan intinya bisa cari infonya di Trip Advisor.
atau bisa klik di sini
Pisa termasuk kota kecil, jadi rasanya kotanya penuh sesak dengan orang-orang. Apa yang kami lakukan di Pisa? Standar saja, setelah mendapat peta dari petugas hostel, segera kami menentukan arah perjalanan mengunjungi tempat dan bangunan kuno bersejarah. Tujuan utamanya ke Piazza del Duamo yang ada menara miring Pisa melewati Via Borgo Stretto yang terkenal dengan kulinernya. Tapi yang kami cari adalah bukanlah restoran mahal melainkan restoran dengan harga mahasiswa karena jalan ini dekat dengan Piazza del Cavalieri yang ada Universitas Pisanya alias kawasan mahasiswa.

Dari semua yang menarik perhatian saya bukanlah bangunannya tapi pasar :D. Kami menemukan ada 2 pasar dadakan di sini, pasar buah dan pasar barang-barang (baju, topi, scarf, sandal, pashmina) seperti di Berlin dan sempat membeli sandal 1 euro (harga untuk sebuah sandal etnik yang jarang untuk sebuah kota touristik, yah meskipun kualitasnya dipertanyakan. Benar saja, g berapa lama sudah ada bagian yang putus meski masih bisa digunakan. Hehe, namanya sandal murah.
Pasar yang lebih menarik perhatian saya
 Melewati beberapa bangunan kuno, museum, universitas, tower dan Botanical Garden (kawasan kebun untuk fakultas agriculturenya Universitas Pisa), sampailah kami di Piazza del Duamo, kawasan religius yang terdiri dari kathedral, tempat baptis, kuburan "cemetery", dan menara lonceng miring yang terkenal alias Menara Miring Pisa.  Untuk masuk tiap bangunan di kawasan Menara Miring Pisa ada tiketnya, tapi kami tidak masuk satu pun dari bangunan. Awalnya suami ingin masuk ke kawasan kuburannya tapi entah setelah duduk sebentar di Kathedral sementara si kecil asyik bermain dengan burung-burung merpati, kami jadi malas masuk manapun. Sempat lagi tertarik masuk kathedral yang katanya kubah dalam dilapisi emas 24 karat, tapi lagi-lagi moodnya hilang.


Disini saya lebih senang memperhatikan gaya turis lain yang aneh-aneh untuk mengabadikan momen dirinya dengan si menara miring. Apalagi yang motret, ada yang nungging, ndelosor, dll. Lucu ^^.

Sempat menguping pembicaraan 2 turis Jerman di belakang kami yang bilang kalau arsitektur puncak di menara miring terinspirasi oleh Islam juga (sebelumnya, kami sempat mencari-cari apakah kerajaan Islam dulu sempat menginfiltrasi Italia atau tidak, dan kami menemukan hanya Gereja st. Maria della Pinna yang arsitekturnya terinspirasi Islam). Tapi kami salah, ternyata setelah diperhatikan, banyak bangunan kuno di Pisa yang bagian atas pintunya memiliki ornamen lengkung dengan susunan batu berwarna berselang-seling yang menurut suami mirip di istana Cordoba, yang berarti hampir sebagian besar terinspirasi arsitektur Islam jaman dahulu. Tambah miris deh...

Perjalanan dilanjutkan ke Gereja st. Maria della Pinna lewat Via Roma, melewati fakultas kedokterannya Pisa. Eh, sampai di sana lagi direnovasi. Akhirnya suami mengusulkan ke Florence.
Piazza XX Settembre

kuliner di Via Borgo Stretto



tower di Via Cavalca


Gereja di Via S. Ferdiano
 
Scuola Normale Superiore di Pisa ; Bangunan2 ini di Piazza  dei Cavalieri


Orto Botanico

Finally..............

Menara miring Pisa (Torre di Pisa) dan Cattedrale di Pisa

Battisterodi San Giovanni

Il Camposanto alias makam
Perjalanan dilanjutkan Via Roma
Pintu Hospital S. Chiara

Fakultas Kedokteran

St. Maria de la Pina yang sayangnya lagi di renovasi


Yang kuning adalah Palazzo Reale (Royal Palace)

Parrocchia Santa Cristina

Parrocchia di S. Antonio dan bazzare...

Piazza Vittorio Emanuele II



Muzeo Nazionale di S. Matteo

Yang tidak kami lewatkan lagi adalah mencari taman bermain di Giardino Scotto untuk anak-anak yang ternyata tidak jauh dari tempat kami menginap plus ada objek wisatanya yang bisa dikunjungi yaitu kuburan dan bekas benteng.


Mengunjungi Florence
Harga tiket ke Florence @8 euro 1x perjalanan dan perjalanan ditempuh cuma ±1,5 jam. Di Florence ternyata lebih bagus. Peta Florence kami beli seharga 3 euro. Piazza Duomonya lebih indah dan detail. Sayang Battisteronya lagi di renovasi. Selain itu, kami hanya melihat dari luar S.M. Novella dan S. Marco, dan Accademia Belle Arti yang di dalamnya ada patung David yang terkenal, dan museum lainnya. Florence ini bangunannya lebih indah dan lebih kuno daripada di Pisa, jadi jangan lewatkan untuk pergi ke Florence saat di Italia. Masih banyak sebenarnya tempat yang bisa dikunjungi, sayang memang tapi saya sendiri sudah luar biasa malas dan lelahnya, apalagi saat itu matahari bersinar terik dan jarang ada pohon.  Kami juga sempat ingin ke Livorno, daerah pantai di Italy, tapi lagi-lagi kami batalkan dan lebih memilih menunggu pesawat saja di bandara. Padahal perjalanan ke sana tidak lama.
klik untuk memperbesar

Piazza del Duamonya Florence. Indah ya

S. Maria Novella

piazza SS. Annunziata, Museo archeologica, Acc Belle Arti

S. Marco

Palazzo Medici R.

S. Lorenzo yang sedang direnovasi


Menariknya Kuliner di Pisa
Yang pasti untuk menemukan restoran halal agak susah karena hampir semua menawarkan minuman beralkohol. Jadi, keinginan mencoba pizza asli buatan orang Italia pupus sudah. Kami sendiri berhasil menemukan 2 restoran yang sama sekali tidak menjual minuman beralkohol saat itu.
Dalam pencarian restoran halal itu, kami melihat beberapa restoran yang sengaja memperlihatkan dapurnya yang bersih dan orang bisa melihat cara pembuatannya (jadi ingat film Ratattouile, dapurnya harus steril) dan juga teras tambahan di depan restoran yang di tata apik dan indah sehingga muncul suasana romantis (kesan saya sih). Menarik ya

Nah, ini restoran halal yang bisa dikunjungi:
1. Pak Kashmir
Buka setiap hari dari jam 09.00-23.30. Lokasinya di Via Filippo Carredoni, depan stasiun ambil jalan ke kanan.

2. L’oasi Restaurant
Jalan terus menyusuri Via Filippo Carredoni, akan menemui toko makanan arab. Pemiliknya orang Tunisia. Tapi, entahlah seperti hampir bangkrut atau malah persiapan baru buka. Tidak ada minuman dalam kulkasnya dan tempat yang seharusnya di tempati televisi pun tidak ada TVnya.

3. Restoran India Tanduri (lupa namanya tapi cuma ada 1)
Pertama kali datang, kami mengunjungi restoran India Tanduri di Piazza Chiara Gambacorti. Kami lebih memilih ini daripada Restoran Al-Madina yang direkomendasikan halal. Alasannya, 2 Restoran ini memang sama-sama menjual alkohol, tapi Restoran India ini menjual makanan ikan dan seafood yang kami lebih percaya daripada daging-dagingan (ya, kami percaya kalau restoran tersebut menjual alkohol, otomatis dagingnya diragukan karena mereka bisa saja tidak berhati-hati, jadi amannya makan seafood dan ikan-ikanan).
Setelah bertanya pada mbak pramusajinya, apakah alat masak antara seafood dan daging dipisah dan dia mengatakan iya, barulah kami duduk. Kami juga yakin kalau makanan india untuk seafood biasanya tidak memakai tambahan alkohol sebagai penguat rasa.(Menyusahkan diri-sendiri kah kami?Kami hanya mencoba berhati-hati)
Piazza Chiara Gambacorti



Terkenal dengan Pencopetnya
Nah, mengunjungi Pisa ini harus berhati-hati karena pencopetnya terkenal jago. Si bapak pramuniaga Mini Market Arong mengingatkan kami untuk berhati-hati menyimpan uang. Jangan sampai saat membayar, memperlihatkan lembaran uang di dalam dompet. Mending uang yang mau dipakai dipencar dan uang kecil yang mau dipakai sudah disiapkan di kantung luar. Paspor dan dokumen penting mending di taruh di tas terpisah. Jadi, kalau tas uang hilang, g sampai fatal seperti yang dialami teman suami saat liburan di Pisa. Temannya pernah kecopetan tas yang berisi uang dan paspornya. Yang berarti banyak yang harus diurus selain cuma masalah uang. Aiih menakutkan...Alhamdulillah, sampai akhir tidak ada apa-apa.

Spanyol dan Italia seperti Indonesia dan Malasyia 
Maksud saya, bahasa kedua negara ini hampir sama. Baru sekarang saya paham penjelasan Adrian (teman kursus dari Spanyol) dan Lara (dari Italia) yang bilang kalau bahasa mereka hampir mirip, makanya mereka bisa berkomunikasi dengan mudah. Coba bandingkan istilah square; Plaza (Spanyol) dan Piazza (Italia) dan istana; Palacio (Spanyol) dan Palazzo (Italia). Yang membedakan cuma artikelnya. Mirip kan?!?

Sebenarnya saya menyesali liburan di Pisa ini tidak bisa maksimal dan ingin mengulanginya lagi di lain kesempatan karena saya sudah terlalu lelah. Sampai akhirnya kami memutuskan, untuk perjalanan selanjutnya maksimal 2 kota atau negara saja tapi dieksplor beneran.

Finally....berakhirlah liburan kami. Ciao Pisa....and Welcome back to Berlin

8 comments:

  1. Waa mba Pipit ganti blog ya. Banyak ni yang pada pindah ganti blogspot. Florence juga salah satu yang ingin aku kunjungi di Eropa. Lihat foto suami dulu studi tour waktu Gymnasium ke Florence bikin pengen deh. Sekarang plus foto ini, tujuanku sih Duomonya plus pengen lihat pinggir-pinggir kotanya. Ternyata memang indah ya. Liburan les kapan mba?

    ReplyDelete
  2. Alasannya sepele, krn sy tdk th cara meratakan kanan dan kiri di wordpress :D.
    Iy Florence mmg bagus. Lebih bagus drpd Pisa, cuma sy dan suami lbh suka di Maroko. Arsitekturnya lbh indah dan dr thn yg lbh lama.

    Itu pas jalan2 bolos 10 hr.wkwk

    ReplyDelete
  3. Waah...
    Seru banget, Mak.

    Fotonya juga keren-keren

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi saya baca ulang mak, kaya'nya masih byk yg blm diceritakan.
      Iy Pisa aplgi Florence keren tp lbh keren lg di Maroko. Budaya Islam pun g kalah lbh maju

      Delete
  4. Menyenangkan banget ya disambut dengan wangi bunga :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya...wangi yang khas. Entah bunga apa

      Salam kenal :)

      Delete
  5. wow bandaranya unik ya ada bunga bunga gt hehe salam knal mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga mak.

      Iya jadi seperti pengharum ruangan alami

      Delete