Rabu, 20 April 2016
Alhamdulillah keluar juga akhirnya hasil tes TELC B2+ Deutsch nya. Meskipun nilainya pas-pas-an, tak apalah yang penting lulus.^^
Sebelumnya saya tidak pernah ujian A1 di Indonesia ataupun ujian B1 (karena tidak diwajibkan), sehingga bagi saya ujian TELC B2+ Deutsch ini menjadi yang pertama sekaligus menegangkan. Menegangkan karena saya hanya kursus dari A1.1sampai B1.1 separuh dan langsung lompat B2 (karena keterbatasan biaya dan saya pikir Grammarnya pasti diulang, jadi buat apa B1 sampai selesai). Ditambah lagi kursus B2nya tidak Istiqomah, pindah-pindah kelas dengan buku berbeda dan akhirnya nyangkut di B2 Mutterkurs yang materinya tidak runtut, tidak memakai buku tetapi ternyata berperan besar juga dalam ujian. Alhasil, saya merasa dasar bahasa Jerman saya tidak kuat, terbukti hasil ujian pas-pasan.
Menurut saya, memiliki sertifikat TELC B2+ ini tidak ada ruginya. Selain ada harapan mendapatkan kerja yang lebih baik, kita pun bisa ikut Ausbildung, ataupun ambil program Master online. Tapi yang paling penting bagi saya, sertifikat TELC B2+ (Selain Goethe B2) ini adalah salah satu syarat dasar pengajuan Berufserlaubnis (Izin kerja) atau Approbation (surat kompetensi profesi sehingga bisa kerja di manapun di Jerman)
Berbekal tidak ada pengalaman sama sekali, saya coba-coba browsing "bagaimana sih jalannya ujian",minimal bisa mengurangi kesalahan non teknis saat hari H-nya. Ternyata tidak menemukan. huhu. Makanya saya coba cerita pengalaman ujian TELC B2+ Deutsch melalui pendaftaran di VHS Berlin.
Saya belajar dari materi Grammarnya dan wortschatz selama kursus B2 (sedikit mengulang B1 yang
saya skip), ditambah kursus tambahan persiapan ujian B2 dari VHS (4x dalam 2 minggu seharga 26 euro. Di kursus ini, kita mendapat tips pengalokasian waktu dan trik kecil saat ujian serta simulasi ujian) plus latihan soal dari buku TELC dan yang disediakan gratis di website ini:
http://www.klett-sprachen.de/download/3244/Modelltest-TELC-Deutsch-B2.pdf
https://www.telc.net/fileadmin/user_upload/telc_deutsch_b2_uebungstest_1.pdf
Selanjutnya cerita tentang ujiannya dan pengalaman yang saya lakukan....
1. Mencari tahu lokasi ujian
Sehari sebelum ujian saya coba mencari tempat ujian untuk menghindari "tersesat" di hari ujian yang bisa menyita energi dan mempengaruhi emosi nantinya. Apalagi pagi saat hari H-nya adalah hari hektik karena saya harus menitipkan anak dulu di rumah teman yang arah rumahnya berkebalikan, sehingga minimal menghemat waktu dan tenaga sebelum waktu ujian jika sudah tahu tempatnya terlebih dahulu.
Ruangan ujian baru bisa diketahui pagi hari sebelum ujian. Ditempel di dekat pintu masuk dan di depan ruangan ujian. Jadi, tidak mungkin lagi salah masuk
2. Datang 1 jam lebih awal dari pelaksanaan ujian
Ujian dimulai jam 09.00 waktu Jerman. Maka usahakan datang jam 08.00 untuk lapor dan melihat ruangan. Saat datang sudah ada petugas yang membawa daftar nama dan ruangan. Begitu kita lapor, maka nama akan ditandai dan diberi catatan No. ruangan di kertas bukti pendaftaran. (Bagi saya tidak begitu penting sih untuk lapor).
1/2 jam sebelum ujian dimulai, semua peserta sudah harus ada di dalam ruangan dan dibagikan lembar jawaban untuk mulai mengisi identitas (sayangnya pengawas di ruangan saya datang tepat jam 09.00, sehingga kami kehilangan beberapa menit). Soal pun dibagikan, tapi belum boleh dibuka. Pengawas setiap ruangan hanya satu. Hanya boleh ada alat tulis dan bukti identitas diri (paspor) di atas meja ujian. Tas peserta dan alat komunikasi (dalam keadaan mati atau silent) dikumpulkan di depan.
Tepat jam 09.00, ujian dimulai
3. Kenali ujiannya
TELC B2+ ini terdiri dari schriftlich (ujian tulis) dan mündlich (ujian berbicara). Bila sebelumnya sudah pernah tes dan ada satu bagian yang nilainya tidak mencapai batas minimum (schriftlich <135 dari 225 poin dan mundlich < 45 dari 75 poin yang ada), maka peserta bisa mengulang dibagian yang kurang tersebut pada ujian TELC berikutnya. Menurut guru saya di kursus persiapan, kebanyakan kasus yang mengulang di schriftlich bukan mündlich.
oiy, ujian TELC ini diselenggarakan oleh TELC Zentrum dengan mendaftar di tempat yang berbeda-beda (semacam event organizernya), misalnya VHS (staatlich) dan privat Schüle. Bila yang menyelenggarakan VHS seingat saya hanya ada 3x dalam setahun (bulan Maret, Juni, dan November) dengan keuntungan lebih murah (sampai tahun 2016 ini 100 euro untuk B2+). Bila melalui privat Schüle bisa setiap bulan dengan harga yang lebih mahal 10-20 euro dari VHS.
Schriftlich sendiri terbagi menjadi 3 bagian Leseverstehen, 2 bagian Sprachbaustein, 3 bagian Hörverstehen, 1 schriftlicher Ausdruck (menulis surat). Untuk menulis surat biasanya kita memilih 1 dari 2 jenis surat yang ada, tapi secara garis besar hanya ada 3 jenis surat (Beschwerdebrief, Bitte um die weitere Information, dan Bewerbungsbrief) Dan yang ada diujian pilihan kombinasi dari 3 jenis tersebut. Untuk tips (dari guru saya), biasanya yang paling mudah Beschwerdebrief.
Tes berbicara sendiri dibagi menjadi Präsentation, Problem Lösung, dan Diskussion.
4. Perhatikan alokasi waktu masing-masing-masing bagian
Kita diberi waktu 90 menit Leseverstehen dan Sprachbaustein, istirahat 2 menit. Dilanjutkan 20 menit
Hörverstehen. Istirahat lagi 2 menit. Dilanjutkan 30 menit schriftlicher Ausdruck. Akhirnya ada istirahat kurang lebih 5-10 menit sebelum mündliche Prüfung.
Untuk mündliche Prüfung sendiri, peserta diberi 15 menit persiapan di ruangan terpisah(Vorbereitung Raum) sebelum dipanggil ke ruang ujian. Bila di ujian tulis hanya ada 1 pengawas, di ujian berbicara ini ada 2 pengawas sekaligus penilai. Tes ini dibagi menjadi 3 bagian, 5 menit untuk soal 1 (menceritakan buku, perjalanan, dll), 5-10 menit untuk Problem Lösung, dan 5-10 menit untuk Diskussion total waktu 15-25 menit.
Pengalaman fatal saat ujian yang dialami teman seruangan saya adalah saat 90 menit pertama, dia hanya mengerjakan Leseverstehen dan mengira Sprachbaustein diberi waktu sendiri dan akhirnya dia kehilangan kesempatan 30 poin dari Sprachbaustein. Pengalaman saya yang lain pada saat mündlich, si penguji ternyata tidak memperhatikan waktu, alhasil saya sempat kehabisan ide mau ngomong apa lagi karena lebih dari waktu yang ada. Kasus saya ini banyak terjadi kalau dalam 1 sesi yang diuji jumlahnya 3 orang (normalnya cuma 2 orang alias tandem).
Tipsnya di ujian mündlich ini kalau kalian bisa kenalan sama rekan tandem, coba ajak bicara agar tidak saling "mematikan" (menjadi dominan.red). Saling menimpali dan masing-masing punya kesempatan yang sama berbicara akan lebih baik dinilai. Toh yang dinilai adalah kelancaran dan spontanitas berbicara.
Akhirnya selesai sudah ujian dan kita disarankan menunggu hasilnya lewat pos sekitar 4-6 minggu. Dan di hari ini saya terima hasilnya. Belum memuaskan tapi setidaknya selangkah lebih maju untuk bisa bertahan di Jerman. Perjuangan pun masih berlanjut...... Inginnya sih nanti ujian C1 lagi agar kesempatan kerja lebih besar ataupun tes DAF agar bisa ambil master. Tapi saat ini, masih disibukkan persiapan ujian C1 Fachsprachprüfung.
Hai Anne selamat ya lulus TELC B2 :) . Ternyata ngeblognya skrg di blogpost ya?pantesan yg wp ko ga ada cerita baru hehe.
ReplyDeleteada yang g bisa dilakukan pakai wp Kak Nella, jadi ganti ini saja. NUlis kalau ingin nulis, belum bisa teratur seperti Kak Nella.
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteHalo sis, saya mau cerita dikit, sudah sudah tes di Goethe institute 3x tapi tidak lulus, skarang saya sangat kesal dengan goethe. Bulan depan saya berangkat ke Jerman untuk tes TELC.
ReplyDeleteApa benar kalau tidak lulus karena kendala salah satu aspes semisal hören scorenya buruk tapi aspek lain scorenya bagus. Apa di tes TELC selanjutnya bisa revisi score hören yang buruk tersebut? Mohon dibalas sesuai pengalaman di TELC ya sis. Dankeshön (email: bungavicky@gmail.com
Halo Bunga,
DeleteGoethe sy krg tahu,tp kl TELC mmg iy. Selain ada nilai minimum dr nilai akumulasi,Ada juga syarat batas minimum per bagian.Detailnya sy sdh lupa. Dan itu dijelaskan pada saat ambil kursus persiapan ujian.
Kemungkinan GOETHE jg begitu.cmiiw
Oh gitu makasih ya sis
DeleteJust info sis kmarin sy lulus tes TELC A2 di stuttgart jerman dengan hasil nilai yg sangat memuaskan stelah sy sudah berkali2 tdk lulus di Goethe.
ReplyDeleteTrimakasih Atas informasi nya, november saya ujian saya B2. Info kakak sangat bermanfaa.tks kk.
ReplyDeleteMenurut kaka,Ujian TELC sama di goethe lebih susah mana?
ReplyDeleteHallo kak, terimakasih banyak atas sharing pengalaman ujian di Telc.
ReplyDeleteKebetulan aku sekarang sedang Aupair, dan mau ambil B2 tapi rada takut belum siap. Masih bingung pilih B1/B2, maunya sekalian B2.
Boleh share email kk, untuk pertanyaan lebih lanjut. Danke im Voraus! Sukses selalu kak