Sunday, June 28, 2015

Saat Si Vacum CleanerRusak

Sudah hampir 7 bulan ini vacum cleaner yang dibeli suami ini tidak dapat difungsikan. Daya hisapnya kurang sehingga tidak bisa menyedot kotoran-kotoran kecil di sela-sela karpet.  Ya, hampir sebagian besar lantai wohnung yang kami tempati di tutupi karpet (kami tinggal di lantai dasar (Erdgeschoss), jadi musim panas pun suhu dalam rumah kami paling panas cuma 22 derajat. Kalau tidak ditutupi karpet, maka kaki selalu kedinginan dan jatuhnya sering sakit. Apalgi si kecil ini, mana betah disuruh pake kaus kaki ataupun sepatu rumahan terus-terusan.

Nah, karpet ini lah yang membuat harus sering menggunakan vacuum cleaner kalau lagi bersih-bersih. Memang sih, vacuum cleaner ini sudah setengah buruk. Sambungan selang ke mesinnya sudah dibalut selotip (hehe) dan sekarang tambah lagi kerusakannya. Beli yang baru?Belum ada budget. Pucuk di cinta ulam pun tiba, mengharap ada tetangga yang buang vacum cleaner, eh kesampaian. Tapi...ternyata bagian penyedotnya tidak ada. Terpaksa harus coba cari di flohmarkt.
 
Sampai sekarang, kami belum saja sempat ke flohmarkt, padahal flohmarkt terdekat cuma di Leopoldplatz, 4 stasiun dari rumah. Alhasil, saya gunakan saja

1. Sapu
Sapu rumahan sini tidak ada yang bentuknya seperti di indonesia. Tapi cukup kaku dan bisa membersihkan kotoran di karpet. Masalahnya, capek euy kalau harus menunduk terus dan kadang-kadang tidak terlalu bersih.
Ini sapu yang ada di Jerman, beda bentuk dengan di Indonesia

2. Roll Turki
Saya tidak tahu nama apa yang cocok tapi Ini alat favorit saya. Alat kecil ini membantu membersihkan. Cara kerjanya hampir mirip vacum cleaner,  bagian sikatnya seperti bagian penghisap pada vacum cleaner. Memang sih tetap harus menunduk tapi g separah si sapu dan harus hati-hati kadang kalau salah arah atau kebanyakan kotorannya bisa keluar lagi. Tapi percaya deh, hal itu bisa diantisipasi. Saya kasiih contoh deh seberapa efektifnya dibanding sapu biasa:

Tumpahan susu bubuk atau tepung di atas karpet. Agak susah kan kalau tanpa vacum cleaner; kalau saya pake sapu, biasanya masih ada sisa sedikit-sedikit dan karpet agak jadi berwarna putih. Kalau mau benar-benar bersih harus agak ngotot menekan si sapu. Tapi kalau pake alat ini, saya tidak pakai ngotot dan bersihnya lebih daripada pakai sapu biasa.

Roll yang kecil ini diberi oleh saudari Turki, saat saya bertanya di mana bisa membeli, eh malah di kasih.
Roll yang besar ini di beli suami saat kami ke maroko. Ternyata di lihat-lihat, merknya Turki. Sepertinya kalau urusan bersih-bersih, orang Turki ini nomor satu deh.

Friday, June 26, 2015

Menghabiskan Liburan di Hamburg ala Kami #Edisi Liburan di Hamburg part III

OK setelah cerita mbuletnya persiapan dan merawat si kecil yang sakit saat liburan pertama bareng, sekarang saya akan menceritakan tentang liburan kami di Hamburg.

Daftar tempat yang ingin saya kunjungi sebenarnya sudah ada dalam otak (info lengkap klik disini), tapi agak kacau dengan sakitnya si kecil. Namun tak apalah yang penting tidak ada apa-apa dengan si kecil. Tidak bisa semua kami kunjungi karena harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain mudahnya kalau membawa kereta dorong, minat si kecil, dan biaya. hoho.

Hari 1, Jumat
Hari ini rencananya kami menuju ke Hamburger Hafen (Pelabuhan Hamburg) dan Hamburg Botanical Garden (taman di Hamburg yang luas dan panjang) dan Planetarium (kalau yang ini yang demen emaknya). Ah, jadi ingat, kalau kalian dengar kata Hamburger, ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan makanan, tapi ini adalah sebutan untuk warga Hamburg sama halnya dengan Berliner, sebutan untuk warga Berlin.
Di Pelabuhan Hamburg ini kita bisa sekedar kongkow sambil menikmati makanan, musik dari pengamen dan turis-turis yang berkeliaran ataupun berpesiar dengan ferry kecil bolak-balik menikmati pemandangan. Dengan kapal ferry ini kita bisa berhenti di beberapa tempat antara lain : Fischmarkt, Treppen Viertel, dan 3 tempat lain yang saya tidak tahu menuju ke mana. Kalian juga bisa mengunjungi museum kapal yang berada sepanjang perjalanan dan yang paling terkenal adalah Rickmer rickmers. Foto bisa dilihat disini. Tempat kita menunggu ferry ini di sebut Landungbruecke.
Landungsbruecken dengan panjang 700 m

Kelihatan Fischmarkt

Rickmer rickmers

Kami memang tidak jadi berkunjung ke Hamburg Botanical Garten tapi setidaknya kami bisa melihat seberapa luas dan panjangnya taman ini. Seperti biasanya taman terbuka di kota, penduduknya menggunakan untuk jalan-jalan, berolahraga, dsb.

Hari ke-2, Sabtu
Besok adalah hari libur yang berarti hampir sebagian besar tempat tutup. Untungnya si kecil sudah benar-benar membaik jadi kami bisa jalan sepuasnya. Sebenarnya kami sudah harus bangun dan berangkat pagi-pagi, kalau tidak, kami tidak akan kebagian. Sebagai anak pantai, "pagi" yang ada dalam pikiran saya adalah jam 02.00-05.00 karena kalau lebih dari itu, dulu saya tidak akan mendapat ikan yang segar-segar. Ternyata pagi itu di sini maksudnya adalah jam 07.00.wkwkwk. Kalau kata ibu saya, dicocok ayam tuh kalau bangun jam segitu. Yup kami berangkat jam 09.00. Setelah memarkirkan mobil di parkiran belakang daerah Treppen Viertel, kami berjalan kaki menuju Fischmarkt.
Mulai dari tempat parkir belakang Treppen Viertel- Fischmarkt
Suasana pasarnya bersih dan ramai. Ada pedagang yang berjualan di luar dan di dalam gedung. Pedagangnya berjualan tidak hanya ikan, tapi binatang seperti ayam, kelinci pung ikut di jual. Selain itu, ada penjual baju, peralatan rumah tangga, sayur dan buah yang didominasi oleh warga keturunan Turki dan penjual bunga. Yang beda dari Berlin, pedagang sayur dan buah ini juga menjual 1 paket buah dalam keranjang yang bertuliskan Hamburg dan dihargai 10 euro. Bahkan kita bisa melihat cara mereka membaginya. Mereka pun berjualan jus jeruk yang langsung di peras di tempat dan di jual dengan harga 2 euro. Hmm segar.