Tuesday, July 21, 2015

Liburan... edisi Madrid part 2

Tema liburan kali ini adalah Backpackere :D Semi backpacker dengan mengusahakan budget seminim mungkin. Maklum suami masih "student" :D

Los Amigos, Hostel untuk Para Backpacker
Kami tiba di Opera sekitar pukul 01.00 dini hari. Kenapa di Opera? Karena hostel yang kami pesan berada di sini. Nama hostelnya Los Amigos, hostel untuk para Backpacker, murah dan letaknya strategis, berada di tengah daerah wisata. Pemiliknya bernama Ruben, bapak-bapak bertubuh tinggi besar dan tambun. Tampaknya hostel ini dikelola oleh sebuah keluarga. Ruben dan staf lainnya sangat ramah dan suka anak keci.
Los Amigos dan si pemilik, Ruben

Lokasi hostel dari U-Bahn Opera tidak jauh. Saat keluar dari U-Bahn dan melihat jalanan di Madrid, kesannya seolah-olah melihat scene film televonela secara langsung :D. Hostelnya berada di lantai 4 jadi harus naik lift. Kami disambut Ruben yang menunjukkan letak kamar. Kamar kami kecil tapi nyaman. Meski sempit, tapi efek kaca besar membuat kamar terasa luas dan yang paling penting mereka pun menyediakan tempat tidur bayi asalkan kita sudah bilang saat booking. Untuk yang bepergian sendiri bisa memesan kamar yang terdiri dari beberapa tempat tidur bersama kawan backpacker lainnya, seperti rombongan wisata anak sekolah yang saat itu ikut juga menginap di Hostel.  Kamar mandi digunakan bersama dan tidak boleh digunakan selama jam 23.00-07.00 agar tidak mengganggu tamu yang lain.
Fasilitas yang diberikan hostel ini adalah kamar dibersihkan tiap pagi, sarapan pagi (aneka cereal, kopi, teh, susu, roti dan kue. Kadang mereka menambahkan kue khas Spanyol) yang modelnya ambil sendiri suka-suka di dapur, kecuali yang tambahan ya dan free wifi. Khusus untuk dapur ini, kita bisa memasak sendiri tetapi semua pun harus dibereskan sendiri. Kalau kita punya makanan yang mudah membusuk, bisa kita titipkan di kulkas mereka asal ada nama dan keterangan lain. Labelnya disediakan. Batas menggunakan dapur sampai jam 23.00
Kita juga bisa meminta peta Madrid dan mengeprint dengan tarif 50 cent/lembar. Berapa tarif nginap 3 hari? 126 euro untuk 2 orang. Lumayan murah untuk daerah touristik.
Dapur Los Amigos dan kulkas tempat untuk menitipkan makanan
Mencari Makanan Halal di Spanyol
Agak sulit menemukan restoran yang benar-benar terjaga kehalalannya. Di pusat turisnya kami hanya menemukan 1 restoran arab yang berlabel halal dan tidak menjual alkohol sama sekali ada di jalan del San Bernardo. Selebihnya, berlabel halal tapi menjual alkohol juga.
Menu Arab


Mungkin yang banyak pilihan halalnya kalau kita melipir sebentar ke pinggiran Madrid alias ke tempat-tempat warga lokal yang jarang dikunjungi turis. Tempat seperti ini banyak ditemui saat kalian mengunjungi Masjid terbesar di Madrid, yaitu di distrik Cuatro Caminos. Banyak wajah timur tengah yang bisa ditemui di sini plus toko dan restoran yang menjual makanan halal. Di distrik ini pula, akhirnya saya bisa potong rambut di salon muslimah yang tertutup milik seorang wanita arab. Menurut pemiliknya, ini adalah salon muslimah pertama dan baru buka 1 tahun yang lalu.

Masjid terbesar di Madrid
Kuliner di Spanyol
Oiya, kalau berkunjung ke Madrid ini, makanan khasnya adalah Tapas. Tapas ini sebenarnya istilah bukan istilah makanan tertentu melainkan istilah untuk snack/kudapan. Yang disajikan adalah roti dengan kudapan lain berbagai variasi, seafood, olive oil, daging, dll. Madrid terkenal juga akan seafoodnya, namun rata-rata ada campuran wein nya sebagai penguat rasa. Restoran yang menjual seafood ini memampang tulisan Marisqueria. Keju dan buah zaitun plus Olive oilnya pun bermutu tinggi lho. Jadi, kalau anda penggemar keju dan zaitun, sempatkan beli di sini. 
Yang paling menarik adalah banyaknya toko yang menjual daging babi dan memasang paha babinya untuk menarik turis.
Paha babi asap, ada di mana-mana

Restoran khusus seafood

Mercado alias pasar

Sulit Membedakan Orang Spanyol dengan Orang Turki
Dulu pertama kali datang ke Berlin, saya sulit membedakan antara Arab dan Turki, tapi berangsur-angsur mulai bisa. Namun, setelah liburan ini saya punya masalah membedakan orang Spanyol dan Turki. Sebagai daerah yang dulunya pernah didiami warga muslim dan kemungkinan sudah berasimilasi dan berintegrasi, memungkinkan perkawinan silang antara orang Turki dan Spanyol membuat wajah kedua suku ini hampir sama, khususnya kaum laki-lakinya. Suami saya sendiri yang lebih sering berinteaksi dengan orang Turki berkata, seandainya ada 2 orang laki-laki Turki dan Spanyol (khususnya Madrid) berdekatan tanpa mengeluarkan suara, sungguh sulit dibedakan.

La Siesta
Ada yang unik di Madrid, mulai jam 14.00-17.00, jangan heran kalau beberapa toko atau mungkin banyak toko yang tutup, kecuali restoran. Ada istilah "La Siesta" yang tidak hanya menjadi tradisi di Spanyol, tapi juga di Filipina, Amerika Selatan, Timur tengah, dan Afrika Utara. La Siesta ini sendiri berarti tidur sebentar sekitar 15-30 menit. La Siesta ini memberikan kesempatan bagi para pekerja untuk beristirahat setelah pagi yang sibuk dan sebagai persiapan malam yang ramai. Sistem yang manusiawi bagi para pekerja.

"Pengemis" Kreatif dan Pengamen
Kalau kita melihat ada orang di cat seperti warna patung ataupun berdandan ala binatang dan kita ingin berfoto dengannya, jangan lupa memasukkan uang ke dalam kaleng yang disediakan ya. Saya sebenarnya tidak suka melabel dengan kata pengemis karena mereka mengeluarkan ide kreatifnya dan pastinya mengeluarkan uang juga untuk menyiapkan bahan-bahannya.
Pengamen di sini suaranya enak
Cara Menghabiskan Liburan Minim Budget ala Kami
Mengunjungi bangunan yang ada di peta
Saya adalah penggemar bangunan kuno dan segala sesuatu yang berbau sejarah, jadi berjalan-jalan mengunjungi bangunan kuno sudah cukup. Banyak tempat bersejarah yang bisa dikunjungi dan menawarkan keindahan arsitekturnya, mulai dari istana, square (Plaza) tempat istirahat dan kuliner serta gereja yang banyak tersebar. Namun, pada dasarnya tempat-tempat ini adalah gereja, square, istana, dan museum.

Di Palacio Real (istananya) sebenarnya bisa masuk dengan membayar 11 euro per orang, tapi suami tidak mau dan tentu saja membosankan bagi si kecil. Alhasil kami berjalan lagi, sampai akhirnya menemukan Spielplatz untuk si kecil dengan banyak anak yang bermain dan banyak wahana di sana. Ya..ya liburan bersama si kecil membuat kami juga harus memikirkan apa yang disukainya. Ntar lah kalau anak-anak sudah besar dan kami masih berumur panjang, bisa mengunjungi kembali tempat-tempat ini. Jadi, sejak saat ini kami selalu mencari taman bermain atau tempat yang bisa dikunjungi oleh anak-anak termasuk di Pisa nanti.

Taman bermain di dekat Palacio de Real
Berfoto dan selfie serta mencari tempat yang bisa dikunjungi gratis seperti gereja dan bisa menikmati keindahan arsitekturnya, tidak menghabiskan uang banyak, hanya energi saja yang dikuras untuk berjalan kaki.

Sebagai bahan referensi kunjungan klik disini dan disini
Elegant 17th-Century Ambience at Plaza Mayor
 
Plaza Isabel II (agak lupa namanya)

Palacio de Real/ Palace Royal

Opera

Suka bentuk bangunannya

Menemukan ruang dengan banyak tumbuhan ini tergolong langka di pusat turisnya


Plaza Puerta de Sol






Congreso de Los Diputados


Museum Col. Von Thyssen

Neptunus Fountain




Muceum del Prado
Gereja San Jeronimo el Real
 

Min de Marina (agak lupa :( )

Museum Naval (agak lupa)
Pintu ke Parkque del Retiro

Puerta de Alcalá: A Grand Monument to the Spanish Monarchs
 Meminimalkan naik sarana transportasi kecuali beda distrik
Secara pasti fisik sudah disiapkan kalau kita mau liburan. Banyak tempat yang ada dalam peta bisa kita kunjungi dengan berjalan kaki karena jaraknya tidak jauh. Daripada mengeluarkan kocek minimal 1,6 euro per perjalanan mending disimpan untuk makan. Tapi kita bisa juga menaiki bus untuk keliling tempat wisata, mungkin lebih menguntungkan dan tidak melelahkan.
Secara garis besar, saya puas dengan liburan di Madrid meski belum bisa mengunjungi Palacio de Crystal. Mungkin karena masih hari-hari pertama dan energi masih berada pada puncak-puncaknya.

Adiós amigos Madrid

No comments:

Post a Comment